INILAH SAYA BAGI KELUARGA DAN KONTRIBUSI YANG TELAH, SEDANG, DAN AKAN SAYA BERIKAN UNTUK INDONESIA
Ja'far Shodiq, itulah nama yang diberikan oleh kedua orang
tua saya tercinta. Dengan memberikan nama yang baik, pastinya orang tua berharap agar anaknya kelak dapat bermanfaat
bagi orang-orang disekitarnya, juga Agama, Nusa dan Bangsa. Dilahirkan sebagai
anak ke dua dari tiga bersaudara, Bantul 29 juli 1998. Saya tinggal di sebuah desa
yang berlatar belakang lingkungan pesantren. Hal itu sangat mendukung dalam
menanamkan budi perkerti yang baik. Karena mirisnya melihat perkembangan zaman
sekarang, menurunnya moral masyarakat dikarenakan pegaulan sosial yang tidak
terkontrol.
Salah satu wujud membahagiakan orang tua ialah dengan
berusaha mendapatkan prestasi akademik maupun non akademik. Semenjak Sekolah
Dasar hingga Madrasah Aliyah/SMA, dengan do'a dan usaha, membuat saya mendapat
berbagai prestasi. Nama terpampang tidak jauh dari tiga besar. Kejuaraan dalam
berbagai macam perlombaan keagaaman pun pernah saya raih, mulai dari Cerdas
Cermat Agama dan Musabaqoh Hifdzul Qur'an. Sebagai seorang anak hal yang harus
diusahakan selain meraih prestasi ialah berbakti kepada orang tua. Investasi orang tua dari
anak-anaknya bukanlah harta ataupun kekayaan. Melainkan anak yang sholeh, yang
mendo'akan kedua orang tuanya.
Ada sebuah pepatah ''Carilah ilmu walau sampai ke Negeri
China" hal itulah yang membuat saya tidak berhenti untuk menuntut ilmu
hanya dilingkungan sekitar. Walaupun di lingkungan rumah terdapat beberapa
Pondok Pesantren, namun terasa kurang kalau mondok hanya berada di dalam
kandang sendiri. Setelah lulus dari SMP N 1 Pleret, dengan ridho orang tua dan
guru, saya memutuskan untuk mondok di kabupaten sebelah. Pondok Pesantren
Assalafiyyah Mlangi Sleman, merupakan Rumah baru saya dalam menuntut ilmu.
Pesantren yang terkenal dengan penguasaan ilmu kitab kuning tersebut membuat
saya tertarik, sekaligus memenuhi keinginan ingin bisa baca kitab kuning.
Belajar ilmu umum di Madrasah Aliyah, belajar kitab kuning, serta menghafal
al-Qur'an secara bersamaan tidak membuat saya mundur. Semuanya ialah tantangan
bagaimana seorang santri mampu mengatur waktu dengan semaksimal mungkin. Hal
itu saya buktikan dengan meraih peringkat atas di Madrasah, mampu mencapai
target hafalan dari pondok, juga mendapatkan juara dalam Musabaqoh Qiro'atul
Kutub yang merupakan ajang bergengsi bagi para santri.
Pengembaraan untuk menuntut ilmu tidak sampai disitu.
Keputusan untuk merantau lebih jauh membuat saya lebih bersemangat lagi dalam
menimba ilmu. Di sebuah kampus bernama
Institut PTIQ Jakarta saya melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi.
Tempat berkumpulnya mahasiswa penghafal al-Qur'an sangat cocok bagi saya, agar
tetap bisa menjaga dan melanjutkan hafalan sekaligus menjalani kesibukan dunia
mahasiswa.
Hidup di perantauan merupakan tantangan tersendiri,
keinginan besar agar meringankan beban orang tua pastilah ada. Karena dengan
penghasilan seadanya sebagai karyawan pabrik, orang tua harus menanggung beban
biaya kakak saya yang sedang kuliah di UNY, juga adik saya yang baru menginjak
kelas 6 SD. Dengan keterampilan musik Hadroh sejak kecil, setidaknya mampu
sedikit menjadi tambahan uang jajan saya ketika ada Panggilan privat mengajar
dan tampil untuk mengisi acara-acara keagamaan disela-sela kegiatan pondok dan
kampus.
Keikutsertaan dalam organisasi juga sangatlah penting guna
melatih sosial kemasyarakatan. Sekarang saya masih aktif di dalam kepengurusan
organisasi Jam'iyyah Hafadzoh al-Qur'an (JHQ) yang merupakan organisasi daerah
beranggotakan mahasiswa-mahasiswi Jawa Tengah yang kuliah di PTIQ dan IIQ. Dengan pengalaman pernah menjadi anggota
OSIS sewaktu Aliyah/SMA, juga organisasi HISSAM di pesantren menjadi bekal saya
untuk bisa aktif ikut serta dalam ranah organisasi yang lebih luas, melatih
diri sebagai jiwa yang mandiri, juga pribadi berjiwa pemimpin penerus bangsa.
Berbicara mengenai kontribusi yang akan saya berikan untuk
bangsa Indonesia, saya bercita-cita ingin membangun sebuah Yayasan pendidikan
berbasis pesantren. Dengan tidak membebankan biaya terhadap peserta didik, juga
memberikan fasilitas pendidikan yang maksimal. Sehingga saudara-saudara kita
yang kurang mampu dalam finansial, tetap bisa belajar. Dengan adanya Yayasan
ini, saya berharap bisa membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Komentar
Posting Komentar