Langsung ke konten utama

Tafsir Tahlili








Nama           : Ja’far Shodiq
Kelas            : A Semester V (Ushuluddin/IAT)
Kampus       : Institut PTIQ Jakarta
Dosen           : Dr. A. Ubaydillah, MA.
Matkul         : Tafsi Tahlili Juz 1-5




TAFSIR TAHLILI
Saya akan berusaha membahas Surat an-Nisa ayat 28, adapun ayatnya sebagai berikut:
يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا ﴿٢٨﴾
Artinya : Allah hendak memberikan keringanan lepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.
            Kata يريد  merupakan fi’il mudhori’ dari fi’il madhi اراد yang berarti mau, hendak, ingin, rela, mencari, berniat. Fa’ilnya berupa isim dhohir yaitu  الله Maka, apa perbedaaan antara kehendak Allah dengan kehendak manusia? Mari kita lihat al-Qur’an Surat Huud ayat 107
……..اِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُ ﴿١٠٧﴾
…….. Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.
Ayat diatas menegaskan bahwa sifat wajib bagi Allah ialah irodat, Maha berkehendak atas segala sesuatu. Berbeda dengan kehendak bila pelakunya adalah manusia. Ia hanya sebatas keinginan hati untuk melakukan sesuatu. Kehendak Allah tertuju kepada sesuatu yang “mumkin”, yakni sesuatu yang berpotensi untuk wujud. Yang mumkin wujud hanya akan wujud bila diwujudkan oleh yang wajib wujud, serta tidak wujud bila tidak diwujudkan oleh yang wajib wujudnya yaitu Allah Swt. Sebagaimana contoh kisah Maryam yang diceritakan pada al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 47
قَالَتْ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ وَلَدٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ ۗ قَالَ كَذٰلِكِ اللّٰهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗاِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ﴿٤٧﴾
Rupanya, ketika malaikat Jibril menyampaikan kepada Maryam. Bahwa dia akan melahirkan seorangan anak bernama al-Masih Putra Maryarn. Maryam bertanya "Tuhanku. Aku percaya kepada-Mu, percaya juga kekuasaan-Mu, tetapi bagaimana bisa aku mempunyai anak padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang lelaki pun yang bukan mahramku, apalagi melakukan hubungan yang mengakibatkan lahirnya anak." Allah menjawab dengan perantaraan Jibril: ''Demikianlah, yakni memang engkau adalah wanita yang tidak pernah dan tidak akan bersuami, tetapi Allah mampu menganugerahkan kepadamu seorang anak karena Allah pencipta apa yang dikehendaki-Nya. Yang demikian sangat mudah bagi-Nya. Karena apabila Dia menetapkan sesuatu maka sedemikian mudah dan cepat kehendak-Nya terlaksana sehingga keadaannya hanya bagaikan Dia berfirman kepadanya: ‘’jadilah.’’ Maka jadilah ia.
Kata  kun dalam ayat ini digunakan sekadar untuk menggambarkan betapa mudahnya Allah menciptakan sesuatu dan betapa cepat terciptanya sesuatu bila Dia menghendaki. sebenarnya Allah tidak perlu mengucapkan  kun karena Dia tidak memerlukan suatu apa pun untuk mewujudkan apa yang dikehendaki-Nya. sekali lagi, kata kun hanya melukiskan-buat manusia-betapa Allah tidak membutuhkan sesuatu untuk mewujudkan kehendak-Nya dan betapa cepat sesuatu dapat wujud sama, bahkan lebih cepat jika Dia menghendaki dari waktu yang digunakan manusia mengucapkan kata kun.
Salah satu kehendak Allah ialah memberikan keringanan (اَنْ يُّخَفِّفَ) dalam Syariat-syariat yang telah Ia tetapkan. Allah hendak memberikan keringanan kepada kita, yaitu dengan mudahnya perkara yang Allah perintahkan dan perkara yang dilarang darinya, kemudian bersamaan dengan adanya kesulitan pada beberapa syariat, Allah membolehkan juga bagi kita apa yang sangat dibutuhkan oleh keterdesakan kebutuhan kita, seperti bangkai, darah dan semacamnya, bagi orang yang terpaksa. Atau seperti dahulu menikahi budak wanita bagi seorang laki-laki merdeka dengan syarat-syarat yang telah disebutkan terdahulu, semua itu karena rahamat Allah yang sempurna. Dalam ayat lain Allah berfirman :
……… يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ…….. ﴿١٨٥﴾
Allah memerintahkan ummat Nabi Muhammad berpuasa sebagaimana ummat-ummat terdahulu. Akan tetapi Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Maka apabila seorang muslim sedang sakit parah, atau sedang dalam keadaan berpergian jauh sehingga berat untuk berpuasa maka keringanan yang Allah berikan adalah boleh mengerjakan puasa dikemudian hari. Lalu bagi yang memang benar-benar idak kuat berpuasa maka boleh diganti dengan membayar fidyah. Ibadah sholat pun demikian, awal perintah didirikannya sholat berjumlah lima puluh kali dalam sehari, namun seelah adanya negoisasi antara Nabi Muhammad dengan Allah menjadi lima kali dalam sehari. Bentuk kemudahan lain dalam ibadah sholat yaitu, boleh bertayamum ketika memenuhi syarat-syarat tertentu sebagai pengganti wudhu, bolehnya musafir menjamak dan atau menqoshor sholat, sholat sambil duduk bagi yang tidak kuat berdiri, dan masih banyak lagi kemudahan yang Allah berikan beserta syariat yang Allah tetapkan.
 Sebagai contoh lagi ialah syariat printah untuk berhaji. Apakah pernah terfikir oleh kita, haji itu berat? Butuh banyak biaya untuk melaksanakan perintah tersebut? Firman Allah pada al-Qur’an Surat Ali ‘Imron ayat 97
..…. وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلً........
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah....”
kewajiban ibadah haji menjadi wajib bagi yang mampu, karenanya kemampuan seseorang itu berbeda-beda. Bagi yang telah mampu memiliki harta dan tenaga yang kuat, maka haji wajib ditunaikan. Jika enggan tanpa alasan, maka sesungguhnya orang tersebut termasuk meninggalkan ibadah haji. Begitupun bagi yang belum mampu, sejatinya dapat berikhtiar dan memulai membangun niat nyata.



Dalam riwayat Ibnu Abbas radhiallahu ánhu, ia berkata: Rasulullah bersabda:
. إن الله يحب أن تؤتى رخصه كما يحب أن تؤتى عزائمه
Sesungguhnya Allah mencintai tatkala diambil rukhshah dari-Nya sebagaimana ia mencintai ketika dilaksanakan perintah-perintah-Nya” (HR Thabrani dalam Mujam Al Kabiir dan Al Bazzar, dan perawinya tsiqah).
Adapun jika yang dimaksud mengambil rukhshah dalam agama adalah mengambil yang termudah dan apa-apa yang mencocoki hawa nafsu dari fatwa-fatwa dan perkatan-perkataan ulama, maka yang demikian tidak diperkenankan. Dan wajib bagi setiap manusia untuk berhati-hati dalam agamanya dan semangat dalam melindunginya. Dan jangan bertanya kepada banyak ulama tentang satu masalah yang sama, lalu mengikuti yang paling mudah darinya dan yang mencocoki hawa nafsu. Karena hal tersebut menunjukkan peremehan dan kelalaiannya dalam agamanya. Dan sebagian ulama salaf mengatakan:
من تتبع رخص العلماء فقد تزندق
barangsiapa yang mencari-cari rukhshah-rukhshah dari para ulama, maka sungguh ia telah berbuat zindiq”
Seseorang dapat mulai meluruskan niat berhaji dengan menabung, membuka rekening haji, meningkatkan ibadah, atau menunaikan ibadah sunnah lainnya yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berkaitan dengan ayat ini, Allah bermaksud ingin menjelaskan bahwa Allah tidak ada maksud untuk membebankan umat islam dengan aturan-aturan pernikahan. Karena pada ayat-ayat sebelumnya diterangkan tentang siapa-siapa perempuan yang haram dinikahi, sejak dari mahram sampai kepada perempuan yang bersuami. Allah menerangkan supaya teraturlah nasab keturunan kamu dan eratlah hubungan kekeluargaan. Kalimat  انْ يُّخَفِّفَ pada ayat ini mengandung arti, sesungguhnya dengan segala peraturan yang telah ditentukan oleh Tuhan itu, sejak dari beristeri dengan batas empat asal sanggup berlaku adil, boleh berkawin saja dengan budak perempuan karena memelihara diri daripada berzina, sebab berkawin dengan budak itu ringan belanjanya, semuanya itu adalah untuk meringankan kamu, sebab Tuhan sendiripun mengakui bahwasanya Tuhan telah menciptakan kamu dalam keadaan lemah.
Manusia adalah makhluk yang lemah, bahkan, sangat lemah. Sebagaimana Allah menyatakan hal itu dalam Al-Qur’an,
 “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-Nisa: 28).
Kita bisa melihat bagaimana tidak berdayanya manusia, bagaimana lemahnya manusia, Ketika  seorang yang sebelumnya masih sehat, seorang yang masih mempunyai fisik kuat dan jasmaninya, tiba-tiba dia sakit. Dan selanjutnya iapun dibawa ke rumah sakit. Berlalu hari, berlalu waktu. Kita menemukan orang yang tadinya sehat, kuat, gemuk tersebut terbaring diatas tempat tidur. Dalam keadaan lemah, sedikit demi sedikit dia menjadi pun menjadi kurus. Bahkan dia tidak bisa mengangkat tangannya. Hingga berlalu waktu dia tidak bisa lagi menyuap dan mengangkat suapan sendok ke mulutnya. Bahkan, dia harus dibantu supaya bisa minum. Dan kita melihat bagaimana manusia meredam nyawa? Bagaimana Allah memeperlihatkan betapa manusia itu lemah?  
Jika manusia itu butuh. Maka, kata butuh itu merupakan kata kunci untuk menunjukkan betapa manusia itu lemah. Manusia butuh istirahat, manusia butuh makan, manusia butuh tidur, ketiaka Kebutuhan manusia  terpenuhi maka dia pun menjadi kuat. Kita katakan dia hidup kembali, dan ketika kebutuhan itu tidak terpenuhi, Ia tidak dapatkan untuk setiap waktu, sekian lama, maka dia pun menjadi lemah lalu dia sakit. Bahkan, mungkin dia meninggal.
Sisi lemah manusia terhadap tabiat dasarnya, terutama adalah kebutuhan untuk berhubungan badan. Sufyan tsauri ditanya tentang firman Allah : {وَخُلِقَ الإِنسَانُ ضَعِيفاً } "dan manusia dijadikan bersifat lemah." apakah yang dimaksud kelemahannya ? beliau berkata : seorang wanita melintas dihadapan laki-laki, lalu mereka tidak mampu menahan diri dari melihat wanita ini dengan nafsunya, dan tidak pun mereka mendapat manfaat darinya; maka kelemahan apakah yang lebih dari ini ?
Kendati Allah telah menetapkan hukum-hukum yang tegas dan jelas itu, yang boleh jadi pada mulanya terasa berat oleh sebagian orang yang telah terbiasa dengan larangan-larangan itu atau harus memutus hubungan yang tidak sejalan dengan tuntuna hukum-hukum Allah, tetapi ketahuilah bahwa hukum-hukum Allah itu tidak memberatkan kamu. Kalau kamu merasa berat, itu hanyalah bisikan nafsu, karena ketika Allah menetapkan hukum-hukum tersebut Allah pun hendak meringankan beban kewajiban atasmu, karena allah juga mengetahui manusia diciptakan lemah. Karena itu, tidak ada ketetapan-Nya yang membebankan manusia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ASBAB Al-NUZUL SURAT AL-BAQARAH AYAT 196, 197, DAN 198

MAKALAH ASBAB Al-NUZUL SURAT AL-BAQARAH AYAT 196, 197, DAN 198 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asbab al-Nuzul Dosen Pengampu: Dr. Zaenal Arifin Madzkur, MA Disusun Oleh: Ja’far Shodiq Majdi Hafizhur Rahman INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL–QUR’AN JAKARTA PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN 2019 BAB I PENDAHULUAN A.   Latar Belakang Ada banyak bingkai ilmu untuk memahami dan menafsirkan al-Qur’an. Dalam ulumul qur’an misalnya, ada sederet bab tentang bermacam-macam prinsip keilmuan dalam al-Qur’an. Salah satunya adalah Asbab al-Nuzul , Quraish Shihab dalam bukunya “Kaidah Tafsir” mengutip tentang definisi asbabun nuzul yang populer di kalangan ulama yaitu berbagai peristiwa yang terjadi semasa turunnya ayat al-Qur’an, baik peristiwa tersebut terjadi sebelum maupun sesudah turunnya ayat dan dimana peristiwa tersebut berkaitan atau dapat juga dikaitkan dengan peristiwa tersebut. [1...

MAKALAH TAFSIR AL-IBRIZ

MAKALAH TAFSIR AL-IBRIZ Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Tafsir di Indonesia Dosen pengampu: Ansor Bahary, MA. Disusun Oleh : Ja’far Shodiq Ahmad Mubarok Alyamamah INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL – QURAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN 2020 BAB I PENDAHULUAN Al-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., dengan berbahasa Arab sebagai petunjuk bagi manusia, menjadi penjelas bagi segala sesuatu yang mengetahui dan yang bersedia   mendengarkan. [1] Sebagai firman Allah SWT., al-Qur’an adalah media yang dijadikan alat komunikasi   Allah SWT., dengan manusia. Perintah, larangan, kabar gembira, kabar buruk, petunjuk Allah SWT., hanya dapat diketahui oleh manusia melalui firman-Nya. Inilah yang menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk penting dalam agama Islam. Harus diingat, bahwa pemeluk agama Islam bukan hanya pada lokalitas tertentu yang mempunyai ...
Hai yogya? Bagaimana kabarmu? Iya, kamu.. Kamu tempat kelahiranku Kamu yang membesarkanku Kamu yang menjadi guruku Kamu yang selalu ku rindu Kamu yang selalu ku cinta Kamu yang selalu ku bangga Kamu yang selalu mengingatkanku, Bahwa sejauh kemanapun aku pergi, Kamulah tempatku kembali...